NEWSSTAND.ID — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa insiden ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, harus menjadi momentum evaluasi besar-besaran terhadap infrastruktur pesantren di Indonesia. Menurutnya, tragedi tersebut hanyalah puncak dari persoalan laten yang selama ini belum tertangani secara menyeluruh.
Yahya mengatakan, kondisi infrastruktur pesantren di berbagai daerah masih membutuhkan perhatian khusus dan upaya perbaikan yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
“Itu baru puncak gunung es. Pesantren harus kita perjuangkan bersama untuk perbaikan-perbaikan yang lebih lanjut nantinya,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Apresiasi untuk Pemerintah
Dalam kesempatan tersebut, Yahya mengapresiasi langkah cepat pemerintah yang segera turun tangan untuk membangun kembali fasilitas pesantren serta memberikan perhatian khusus kepada para santri yang terdampak.
“Kita berterima kasih karena pemerintah sudah menunjukkan perhatian dalam hal ini. Mudah-mudahan secara sistematis masalah ini bisa kita selesaikan,” tambahnya.
Seruan Persatuan Hadapi Musibah Bangsa
Yahya juga menyerukan persatuan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi berbagai bencana yang terjadi belakangan ini, termasuk gempa, banjir, dan insiden di lingkungan pendidikan.
“Ini tantangan besar yang hanya bisa kita lewati bila kita bersatu dengan kokoh,” tegasnya.
Pemerintah Siapkan Rehabilitasi Korban Ponpes Al Khoziny
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan pemerintah terus memberikan bantuan rehabilitasi medis dan sosial bagi korban Ponpes Al Khoziny. Bantuan ini mencakup pendampingan, pemenuhan kebutuhan pokok, serta pemulihan trauma.
“Untuk rehabilitasi sosial, pemerintah akan memberikan pendampingan dan kebutuhan pokok bagi korban dan keluarga,” kata Mensos saat menjenguk korban di RSUP Notopuro Sidoarjo.
Saifullah menambahkan, jaminan kesehatan dan perlindungan pascaperawatan akan menjadi bagian dari proses pemulihan menyeluruh bagi para santri dan keluarga yang terdampak.