NEWSSTAND.ID – Surabaya, Dalam beberapa hari terakhir, warga di kawasan Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan merasakan panas matahari yang “lebih menyengat” dari hari-hari biasa. Suhu udara siang hari melonjak dan terasa membakar kulit, meskipun langit tidak selalu cerah sempurna.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), salah satu penyebab utama kondisi ini adalah perubahan posisi matahari yang kini semakin mendekati garis zenit. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebut bahwa matahari yang tak tertutupi awan secara maksimal memperkuat intensitas sinar langsung ke permukaan bumi.
Fenomena ini kian diperparah oleh langit yang relatif cerah di siang hari dan berkurangnya tutupan awan, sehingga radiasi sinar UV langsung hingga permukaan lebih besar.
Di Surabaya, suhu udara tercatat mencapai kisaran 34–37 °C dalam siang hari, membuat aktivitas luar ruangan terasa berat. Untuk Gresik dan Lamongan, prakiraan cuaca juga menunjukkan kecenderungan cerah hingga berawan tanpa hujan signifikan, menjadikan potensi radiasi matahari tetap tinggi. BMKG+1 Sidoarjo pun tidak luput: suhu maksimal di sana diperkirakan bisa menyentuh angka sekitar 36 °C.
Dampak langsung dari kondisi ini adalah meningkatnya risiko dehidrasi, kelelahan, dan iritasi kulit. Masyarakat dihimbau untuk memperbanyak konsumsi air putih, memakai pakaian ringan serta pelindung seperti topi dan payung saat berada di luar ruangan. Juga disarankan agar aktivitas berat di luar ruangan dilakukan di pagi atau sore hari, menghindari waktu puncak terik (sekitar pukul 10.00–15.00).
Sampai saat ini, BMKG memantau kondisi cuaca dan akan mengeluarkan peringatan dini apabila muncul lonjakan suhu ekstrem atau perubahan pola cuaca mendadak. Warga disarankan selalu memantau informasi terkini lewat kanal resmi BMKG dan media lokal. (Ytb)